Skip to main content

Kembalikan Iman Di Tahun Baru




KEMBALIKAN IMAN DI TAHUN BARU


Hari demi hari berganti, minggu demi minggupun terlewati, bulan demi bulan kita lalui, tidak lama lagi kitapun akan melewati pergantian tahun. Sesaat lagi kita akan memasuki tahun baru 1 Muharram. 

Sadarkah kita bahwa ketika tahun berganti itu artinya usia kita telah bertambah dan disaat itu semakin banyak hal yang akan kita pertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT. Kita punya segunung amanat yang kita pikul di pundak kita. Amanat sebagai orang tua, amanat sebagai anak, amanat sebagai Ustadz, amanat sebagai pejabat, amanat sebagai orang kaya, dan masih banyak lagi status dan gelar yang kita sandang yang semua itu sebenarnya adalah amanat.

Akhir tahun adalah saat saat yang seharusnya dihadapi dengan sebuah evaluasi, introspeksi dan sadar diri akan masa-masa yang telah lalu. Perubahan apa yang kita alami selama ini. Semakin baikkah kita atau semakin kita terpuruk dan lupa diri? Apakah kita semakin kenal  kepada Allah dan Rosul-Nya? Atau semakin terpedaya kita dengan hawa nafsu kita? Betapa banyak kita telah lewati umur untuk hal hal yang tidak berguna. Alangkah seringnya kita melanggar larangan Allah dan Rasul-Nya.

Sadarkah kita yang telah butakan mata hati dari yang haq, kita tulikan telinga kita dari kebenaran,  kita terpesona oleh tahta dan harta. Kita jerumuskan putra putri kita pada sarana sarana kehancuran dan kebobrokan moral dari media informasi dan hiburan yang tidak kita kontrol. Dan masih banyak hal lagi dengan aneka  ragam kesalahan yang kita  lakukan.

Awal tahun hendaknya dihadapi dengan sebuah harapan kepada Allah SWT. Harapan yang terencanakan dan terarah. Ada tujuan yang harus dijelaskan titik bidiknya, yaitu tahun yang akan datang harus lebih baik dari tahun yang sekarang. Iman harus semakin bertambah, akhlaq semakin mulia, sahabat dari orang-orang baik semakin banyak, hati bertambah lembut, jiwa semakin bersyukur dan tidak rakus dan hidup semakin mesra dengan sesama dan semakin khusuk kepada Allah SWT.

Tahun baru Hijriyah bukan sekedar pergantian tahun akan tetapi ada makna yang terkandung di balik tahun baru hijriyah. Tahun baru maknanya kita menuju perubahan seperti hijrahnya Rasululloh SAW adalah menuju sebuah perubahan. 

Dan tahun baru adalah iman karena kelalaian kita kepada tahun baru hijriyah menjadikan syi’ar hamba-hamba yang tidak beriman marak terangkat dengan budaya tahun baru masehi yang diwarnai dengan bermacam-macam kemaksiatan.

Mari kita kita cermati sinar keimanan dengan membaca wajah-wajah kita di tahun baru Hijriyah. Lihatlah wajah-wajah itu disaat menyambut tahun baru Hijriyah. Adakah wajah wajah itu adalah yang berbinar dan berseri-seri dengan tahun baru Hijriyah tanda adanya sebuah jalinan tersembunyi di dalam kalbunya dengan Rasulullah sang pelaku sejarah hijrah, tanda ada kebanggaan di dalam hatinya kepada Islam.

Sungguh yang amat kita khawatirkan adalah jika ternyata wajah kita adalah wajah yang suram dengan tahun baru Hijriyah dan giliran kedatangan tahun baru masehi ternyata wajah-wajah kita dan anak kita adalah wajah yang berbangga akan kedatanganya, hingga kita rela berkorban harta, waktu, dan tenaga hanya untuk menanti pukul 00.00 di tahun baru masehi.

Pernahkah kita sadar dan berfikir disaat kita dan anak-anak kita ikut-ikutan  mengagungkan syi’arnya hamba yang tidak beriman. Relakah kita saat merayakan tahun baru masehi tiba-tiba nyawa kita dan anak-anak kita dicabut. Artinya mati di saat berbangga dengan budaya orang yang tidak kenal Rasulullah SAW. Sungguh itulah kematian yang sia-sia, mati dalam sejelek-jeleknya kematian, mati dengan su’ul khotimah.

Pergeseran nilai keimanan amatlah halus, tanpa disadari tiba-tiba seseorang telah berada di luar wilayah iman. Mulai dari berbangga dengan budaya dan tradisi orang-orang yang tidak beriman tiba-tiba suatu saat pada akhirnya tanpa disadari sebuah hati telah mati kekagumanya kepada nilai-nilai Islam. Malu dengan semua yang berlebel Islam, merasa minder dengan budaya Islam dan itulah tercabutnya Iman.

Dan di tahun ini, akankah kita biarkan diri kita dan anak-anak kita hanyut dalam trad
isi tahun baru masehi hingga pada akhirnya nanti anak-anak kita akan hanyut dalam suasana bangga kepada selain Islam  ? Sungguh Rasulullah SAW pernah mengingatkan  bahwa “Siapapun yang berbangga kepada selain Islam ia akan dibangkitkan nanti bersama yang dibanggakan”.

Kita punya tahun baru yang perlu kita banggakan, tahun baru hijriyah. Jadikanlah tahun baru hijriyah adalah tahun introspeksi, tahun perubahan, tahun mengagungkan syi’ar Islam, tahun memupuk kebanggaan dan kekaguman pada Islam, tahun memperbaharui jalinan dan cinta kita kepada Rasulullah SAW. Dengan harapan kelak kita bisa dibangkitkan lalu dikumpulkan di surga  bersama Rasulullah SAW.

Inilah renungan singkat di tahun baru Hijriyah untuk menggapai hari esok yang lebih bermakna, penuh dengan rahmat dan ridho Allah SWT. 

Wallahu A’lam Bishshowab

Harap disebarkan, sebab Rosululloh SAW bersabda yang artinya:
"Barangsiapa yang menunjukkan suatu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang melakukannya." HR. Imam Muslim.

Comments

Popular posts from this blog

Do'a Menjenguk Orang Sakit

Bismillah Assalamu 'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh..  ✏ Ada kalanya saudara, sahabat, atau tetangga kita sakit, maka sebagai muslim yang baik, Sangat dianjurkan bagi kita untuk menjenguknya. Mengunjungi orang sakit adalah sebuah perbuatan mulia. Di dalamnya terdapat keutamaan serta pahala yang sangat besar. Selain itu, menjenguk orang sakit adalah suatu bentuk dorongan kita bagi mereka yang sakit agar tetap tawakal dan tak pernah menyerah melawan penyakitnya. ✏ Menjenguk orang Sakit merupakan Hak muslim terhadap muslim lainnya.. Seperti dalam hadits rasulallah Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak muslim kepada muslim yang lain ada enam.” Beliau shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”(1) Apabila engkau bertemu, ucapkanlah salam kepadanya; (2) Apabila engkau diundang, penuhilah undangannya; (3) Apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya; (4) Apabila dia bersin lalu dia me

Keutamaan 12 Amal Ibadah Hari Jumat

بسم الله الرحمن الرحيم *1. Disunnahkan pada shalat Shubuh di hari Jum'at, imam membaca surat al-Sajdah al-Insan secara sempurna* Hal ini sebagaimana yang telah dikerjakan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, karenanya jangan memotong sebagiannya seperti yang banyak dilakukan oleh para imam shalat. Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas radliyallah 'anhuma, *Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam membaca dalam shalat Fajar (Shubuh) hari Jum'at: Aliif Laam Miim Tanziil (Surat al-Sajdah) pada rakaat pertama dan pada rakaat kedua membaca Surat al-Insan."* (HR. Bukhari dan Muslim serta yang lainnya) *2. Disunnahkan memperbanyak membaca shalawat* untuk Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Hal ini berdasarkan hadits Aus bin Aus Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda: *إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ فَأَكْثِرُ

Jagalah Lisanmu

Ahli hikmah menQiyaskan tentang Lisan (Lidah) : صغيرٌ جرمه كبيرٌ جرمه Saghirun Jirmuhu Kabiirun Jurmuhu, Kecil bentuknya besar dampaknya. Kebanyakan orang menyepelekan bahaya lidah ini sehingga berbicara semaunya sendiri, tidak sadar bahwa sangat berat konsekuensi yang harus ditanggung dari akibat terpelesetnya lidah ini,Tak sedikit Lidah ini, mengakibatkan hancurnya tata masyarakat dan bangsa karena lidah yang suka berdusta dan mengadu domba.  Oleh karena itu tak sepantasnya seorang mukmin membiarkan lidahnya diumbar tanpa kontrol karena lidah lebih tajam dari pedang, karena tidak jarang pembunuhan hanya gara-gara permasalahan sepele yang mainkan oleh lidah yang tak bertanggung jawab.  Orang bijak berkata: “kalau pedang lukai tubuh masih bisa harapan sembuh, kalau lidah lukai hati, ke mana obat hendak dicari”. Begitulah kira-kira gambaran bahaya lidah yang sering menyakiti hati, yang berakibat kepada dendam yang tak terbendung. Sahabatku...sekiranya s